Berkunjung ke Jogja hampir setiap hari, baik untuk sekolah, kuliah, kerja, bisnis, main. Atau bahkan tinggal dalam waktu lama sekitar 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, atau bahkan 5 tahun. Tentu pernah mencicipi Bakpia Halal Jogja tetapi pernah gak sih, mencicipi Sate Klathak? atau baru mendengar nama Sate Klathak?. Waduh, jangan sampai dipanggil Kupu-Kupu seperti anak kuliahan yang artinya Kuliah Pulang – Kuliah Pulang nih.
Kalaupun baru mendengar atau belum pernah mencicipi secara langsung, mending baca sampai selesai dulu artikel dari antarejatour.com ini biar gak penasaran. Sehingga saat mencobanya langsung, Anda tidak penasaran lagi. hehehe
Mengenal Sate Klathak
Sate Klathak atau Sate Klatak adalah kuliner khas Jogja yang terbuat dari daging kambing muda. Nama Sate Klathak memang sudah tenar sejak dulu tetapi lebih tenar lagi ketika pemutaran film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2). Salah satu adegan dalam film tersebut, Cinta (Dian Sastrowardoyo) dan Rangga (Nicholas Saputra) nampak sedang asyik menikmati makan malam romantis di warung Sate Klathak.
Sate Klathak berasal dari Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kala itu, Masyarakat Kecamatan Pleret menjadikan Sate Klathak sebagai olahan daging kambing saat Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Salah satu pelopor Sate Klathak kala itu adalah Mbah Ambyah. Beliau mulai berdagang Sate Klathak pertama kali di Pasar Jejeran tepat di bawah pohon melinjo pada tahun 1946 atau kurang lebih satu tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Usaha sate Klathaknya pun laris manis hingga saat ini. Warung Sate Mbah Ambyah diteruskan oleh keluarganya dan memasuki generasi ketiga.
Sejarah Sate Klathak
Anda tentu heran, kok bisa Sate Kambing bisa disebut Sate Klathak? Jadi, sejarah nama “Klathak atau Klatak” berasal dari bunyi “klatak – klotak – klatak – klotak” yang timbul saat sate sedang dipanggang diatas bara api. Akibat bunyi tersebut, akhirnya nama Klathak keluar dengan sendirinya dari ucapan Masyarakat Pleret untuk dijadikan sebagai nama “Sate Klathak”. Tapi, ada juga versi lain terkait nama Sate Klathak. Kabarnya, Mbah Ambyah sebagai sebagai salah satu pelopor hidangan Sate Klathak. Beliau gemar membakar melinjo yang jatuh dari pohon tempat ia berjualan, sehingga menghasilkan bunyi “klatak – klotak – klatak -klotak” sehingga penyebutan nama Sate Kambing menjadi Sate Klathak.
Keunikan Sate Klathak
Keunikan Sate Klathak yang membedakan dengan sate lainnya adalah bahan yang digunakan sebagai tusukannya. Biasanya daging sate pada umumnya ditusuk menggunakan tusuk bambu, maka Sate Klathak ditusuk menggunakan jeruji besi roda sepeda. Tentunya penggunaan jeruji sebagai tusukan sate bukan tanpa alasan, dikarenakan jeruji besi mampu menghantarkan panas dengan baik sehingga bagian dalam daging yang tidak terkena bara api secara langsung bisa matang sempurna. Selain itu, jeruji besi roda sepeda juga kuat dan tahan terhadap bara api dengan suhu api sebesar apapun sehingga tusuk sate tidak mudah terbakar atau patah ketika proses pemanggangan sate.
Mengenai rasa, Sate Klathak memiliki cita rasa yang sangat khas. Berbeda dengan sate kambing pada umumnya yang sebelum dibakar, biasanya dibumbui aneka rempah-rempah tetapi bumbu Sate Klathak cukup garam dan sedikit ketumbar. Bumbu tersebut dibalutkan ke seluruh potongan daging kambing kemudian daging dibakar. Setelah daging matang, disajikan bersama nasi putih, kuah gulai, dan sambal (yang terbuat dari potongan cabe rawit, garam, gula, dan micin). Bumbu yang digunakan boleh minimalis, namun soal rasa dijamin juara. Sekali mencicipi, pengen mencicipi terus, apalagi Dagingnya empuk dan bebas dari bau prengus khas kambing.
Cara Pembuatan Sate Klathak
Cara Pembuatan Sate Klathak tidak terlalu sulit dan bahan-bahan yang dibutuhkan juga tidak terlalu rumit, antara lain:
- 1 kg daging kambing (bagian lulur, hilangkan bagian otot putih putih yang menempel).
- 1 sendok teh ketumbar bubuk.
- 1 sendok teh garam halus (atau sesuai selera).
- Arang untuk membakar.
- Kuah gulai.
- Bawang merah goreng secukupnya.
- Kecap manis secukupnya.
- Cabe rawit secukupnya.
- Gula secukupnya.
- Micin (sesuai selera).
Setelah bahan-bahan disiapkan, langkah selanjutnya:
- Potong daging kambing kira-kira 1cm x 1cm.
- Potongan daging kambing Jangan dicuci karena bisa menimbulkan amis.
- Campurkan dengan bumbu bubuk (ketumbar halus dan garam).
- Aduk perlahan dan jangan ditekan-tekan agar daging tetap juicy.
- Tusuk daging dengan jeruji sepeda, 1 tusuk jeruji berisi 4-5 potong daging (opsional).
- Bakar dengan bakaran arang. Bakar sampai permukaan berubah warna dan tercium aroma gurih.
- Sajikan sate klathak dengan kuah gulai dan sambal (yang terbuat dari potongan cabe rawit, kecap, gula, garam, dan micin).
- Agar menambah cita rasa lebih gurih pada sate taburi dengan bawang goreng.
Harga dan Porsi Sate Klathak
Harga Sate Klathak per porsi cukup terjangkau mulai dari Rp. 20.000. Sudah termasuk Sate Klathak, nasi putih, kuah gulai, sambal, dan air minum. Nasi hangat, kuah gulai hangat, potongan daging kambing bakar, dan sambal cabe rawit menjadi perpaduan sempurna yang menggoyang lidah. Sebagai pamungkas, segelas es teh atau es jeruk bisa dijadikan pilihan untuk melepas dahaga.
Lokasi Penjual Sate Klathak
Anda penasaran dengan cita rasa Sate Klathak? Mending langsung mencicipinya saat berkunjung ke Jogja. Beberapa titik di Kota Jogja tersedia warung makan atau restaurant yang menjajakan Sate Klathak. Anda bisa cek di maps dengan kata kunci “Sate Klathak” maka akan keluar beberapa pilihan warung makan Sate Klathak. Tetapi kalau Anda ingin menjelajah lebih banyak warung makan yang menjual Sate Klathak, berkunjunglah ke Jalan Imogiri Timur.
Setelah melewati Ringroad Selatan, Anda akan menemukan puluhan warung makan Sate Klathak. Lebih asiknya lagi, ketika Anda berkunjung ke Kebun Buah Mangunan untuk melihat Indahnya Sunset dan merasakan sensasi seperti berada di negeri diatas awan. Kemudian pulang dari Destinasi Wisata tersebut melalui jalan Imogiri Timur maka mampirlah untuk sarapan pagi di Sate Klathak yang berjejer di sepanjang jalan Imogiri Timur.