Anda pernah gak mendengar nama Monumen Jogja Kembali atau yang biasa disebut Monjali? Tentu pernah mendengar terutama yang sudah lama atau sering ke Jogja. Kalau nama Museum Ullen Sentalu, penah mendengarnya atau terdengar asing ? Jika belum pernah, mending baca dulu informasi berikut ini:
Mengenal Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta). Museum ini juga menampilkan tokoh Raja-raja beserta Permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya.

Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta. Museum Ullen Sentalu banyak mengisahkan tentang peradaban Kerajaan Mataram yang terpecah menjadi 4 keraton di Solo dan Yogyakarta, yaitu Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.
Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
Lokasi Museum Ullen Sentalu
Secara administratif Museum Ullèn Sentalu terletak di Jl. Boyong No. KM 25, Kaliurang, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak dari pusat Kota Jogja sekitar 26 km atau jarak tempuh ±1 jam menggunakan kendaraan roda empat.

Koleksi Museum Ullen Sentalu
Berbagai koleksi di Museum Sentalu menampilkan budaya dan kehidupan dari Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman, beserta koleksi bermacam-macam batik, baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta. Diantara koleksinya terdapat koleksi unggulan Museum Ullen Sentalu yang meliputi:
- Lukisan Jumenengan, lukisan ini menggambarkan prosesi tarian sakral Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu tari Bedhaya yang ditampilkan setahun sekali dalam rangka memperingati penobatan Sultan.
- Lukisan Busana Paes Ageng, lukisan ini menunjukkan detail busana pernikahan seorang wanita lengkap dengan tata rias Paes Ageng.
- Batik bermotif Urang Wetan, kain ini pernah dikenakan oleh permaisuri KGPAA Paku Alam X yang bernama GBRAA Retno Puwasa.
- Ruang Syair untuk Tineke, Tineke adalah nama Belanda putri Sunan Surakarta Pakubuwono XI yang Mengalami patah hati luar biasa karena pria yang dicintainya dianggap tidak “sederajat” oleh orang tua, Putri Tineke menerima banyak surat cinta dan puisi penghiburan dari saudara dan teman.
Sejarah Museum Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu adalah museum swasta yang diprakarsai oleh keluarga Haryono dari Jogja dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong dengan penasehat antara lain:
- I.S.K.S. Paku Buwono XII.
- KGPAA Paku Alam VIII.
- GBPH Poeger.
- GRAy Siti Nurul Kusumawardhani.
- Ibu Hartini Soekarno.
- KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk).
Museum ini diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwana IX atau Gusti Raden Mas Dorodjatun dan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam VIII.

Keluarga Haryono merupakan keluarga pembatik di Yogyakarta yang memang masih keturunan bangsawan. Mereka suka mengoleksi peninggalan warisan budaya Jawa karena sangat mencintai sejarah Indonesia, khususnya Jawa. Saat ini, selain sumbangan dari keluarga Haryono, koleksi Museum Ullen Sentalu juga didapat dari hibah Yayasan Ulating Blencong (pengelola museum) dan sesepuh keluarga kerajaan Mataram.
Visi Museum Ullen Sentalu
Melihat perkembangan zaman seni dan budaya khususnya Jawa mulai redup dikalangan generasi mudanya. Oleh karena itu, keluarga Haryono dari Jogja mendirikan Museum Ullen Sentalu dengan visi “Sebagai jendela peradaban seni dan budaya Jawa”. Hal ini diterjemahkan dalam misi museum yaitu “Mengumpulkan, mengkomunikasikan, dan melestarikan warisan seni dan budaya Jawa yang terancam pudar guna menumbuhkan kebanggaan masyarakat pada kekayaan budaya Jawa sebagai jati diri bangsa.”
Bukit Klangon Merapi, Gardu Pandang dan Sirkuit Downhill Terbaik
Arsitektur Bangunan Museum Ullen Sentalu
Gaya arsitektur rumah gotik dan tropis Museum Ullen Sentalu. Terlihat banyak pilar bangunan yang terbuat dari material batu alam layaknya rumah tropis. Beberapa ruangan akan ditemukan bangunan berwarna putih dengan fasad ujung lancip, semacam kastil Eropa.

Konsep desain arsitektur Museum Ullen Sentalu terinspirasi dari pernyataan Yoshio Taniguchi, arsitek Jepang yang mendesain ulang Museum of Modern Art (MoMA), yang mengatakan bahwa arsitektur sebagai karya seni tertinggi tidak tampil sebagai rancangan sendiri yang terpisah, tapi menyatu dengan koleksi museum yang berada di dalamnya dalam sebuah habitat.
Waktu Buka Museum Ullen Sentalu
Berbeda dengan kebanyakan museum, Museum Ullen Sentalu buka setiap hari Selasa s/d Kamis buka pada pukul 08.30 s/d 16.00 WIB, Sabtu dan Ahad buka pada pukul 08.30 s/d 17.00, libur nasional tetap buka kecuali hari Senin yang tutup.
Harga Tiket dan Pemandu Museum Ullen Sentalu
Pembayaran tiket masuk wisatawan domestik dewasa sebesar Rp. 40.000 dan Anak-anak sebesar Rp. 20.000. Museum ini telah menyediakan fasilitas pemandu perjalanan yang biaya nya sudah termasuk dengan harga tiket masuk. Pemandu perjalanan akan menemani pengunjung menelusuri setiap ruangan dengan cara penyampaian yang interaktif, wisatawan pun akan fokus mendengarkan tiap penjelasannya.
Catatan Saat Berkunjung ke Museum Ullen Sentalu
Beberapa hal yang perlu diingatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Museum Ullen Sentalu, diantaranya:

- Terdapat peraturan yang tidak memperbolehkan pengunjung untuk mengambil gambar dalam bentuk apapun di hampir seluruh area museum.
- Tersedia beberapa spot khusus yang disediakan untuk berfoto. Salah satunya di area replika relief Candi Borobudur yang dibuat miring, menggambarkan penurunan minat generasi muda akan seni dan budaya Jawa.
- Pengunjung bisa mencicipi ramuan minuman awet muda. Setelah melewati beberapa area museum, pemandu perjalanan akan menyilakan pengunjung untuk istirahat sebentar dan menyediakan minuman Wedang Ratu Mas.
Bagaimana dengan penjelasan tentang Museum Ullen Sentalu di atas? Apakah sudah ada gambaran? Anda berencana untuk berkunjung ke sini. Jika ada rencana hubungi antarejatour.com karena dari beberapa Destinasi Wisata yang ditawarkan oleh antarejatour salah satunya berkunjung ke Museum Ullen Sentalu.
Saling Berukhuwah